Welcome

Saturday, July 16, 2011

Menjelang penerimaan siswa baru tahun ajaran 2011


Menjelang penerimaan siswa baru tahun ajaran 2011, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel mengingatkan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) untuk menerima kuota 20% siswa miskin tahun ini juga. Kewajiban untuk mengakomodir siswa miskin itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 78/2009. Jika manajemen RSBI tidak melaksanakan ketentuan itu, Diknas Sumsel bakal memberikan sanksi sesuai ketentuan berlaku.

”Sudah jelas dalam Permendiknas, RSBI harus memberikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi. Paling sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik, jadi mereka (RSBI) harus menerima itu (warga miskin),”ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Kadiknas) Sumsel Ade Karyana kepada media kemarin.

Untuk memastikan apakah RSBI sudah menjalankan Permendiknas itu atau belum, tahun ini Diknas Sumsel akan mengecek langsung ke lapangan, dengan mendatangi RSBI satu persatu. ”Memang, selama ini belum ada sanksi yang tegas kepada RSBI yang tidak menaati aturan tersebut.Tapi, setidaknya tahun ini kita akan beri teguran secara lisan atau tertulis,”katanya.

Mengenai pendaftaran siswa baru ke RSBI,sambung Ade, berdasarkan PP No 39/2010, tidak ada biaya formulir pendaftaran. Jika siswa sudah diterima, berdasarkan Perda RSBI, diperbolehkan mengambil pungutan. Namun, besarnya pungutan harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan mendapat persetujuan dari komite sekolah.

”Sebagai contoh RSBI di OKU Timur, biaya yang dipungut harusnya lebih kecil daripada Palembang, karena lokasinya berbeda,”ungkapnya. Ade melanjutkan, khusus untuk pengadaan seragam sekolah, sebaiknya tidak dikoordinasi pihak sekolah. ”Seragam merupakan bagian dari biaya pribadi.

Untuk menghindari kekeliruan, pembelian seragam sekolah jangan dikoordinasi sekolah.Walaupun pihak sekolah tidak mengambil bagian, dapat menimbulkan citra negatif,”kata Ade. Ade menambahkan, khusus penerimaan siswa baru (PSB) sekolah dasar (SD) RSBI tidak boleh ada tes membaca atau menulis.

”Orang tua mendaftarkan anaknya untuk belajar. Jadi, tidak diperbolehkan PSB SD ada tes, karena mereka sekolah untuk belajar.Jadi,aneh saja anak-anak mau masuk SD, tapi dites baca tulis. Mereka kan sekolah untuk belajar,” tukasnya.

Agar nantinya siswa dapat belajar dengan maksimal, Ade pun mengimbau pihak sekolah, untuk daya tampung setiap kelas rata-rata 28–32 siswa. Sebab, semakin sedikit jumlah siswa akan memberikan banyak peluang untuk fokus belajar.

Terpisah, pengamat pendidikan Sumsel Prof Abdulah Idi menyatakan, perlunya sebuah koordinasi yang matang antara Diknas Sumsel dan pihak RSBI terkait kewajiban RSBI menyediakan kuota 20% bagi siswa miskin.

”Banyak orang tua masyarakat miskin yang anaknya memiliki kualitas dan mampu untuk menjadi siswa di RSBI. Tapi, karena keterbatasan informasi dari sekolah mereka,maka tidak berani menyuruh anaknya mengikuti tes di RSBI, dengan alasan tidak punya uang dan lainnya,”ungkap Abdullah.

Jika saja koordinasi sudah matang baik dalam tatanan kebijakan maupun teknis di lapangan, dirinya yakin akan banyak anak-anak dari keluarga miskin yang berkualitas berlomba-lomba mengikuti tes masuk ke RSBI. ”Kalau sudah banyak yang mengikuti tes, maka kuota 20% siswa miskin di RSBI pasti akan terpenuhi,” katanya. Demikian catatan online hari blog yang berjudul Menjelang penerimaan siswa baru tahun ajaran 2011. 

Sumber: http://www.hariblog.grandong.com/2011/06/menjelang-penerimaan-siswa-baru-tahun.html


Lalu Bagaimana dengan yang Ini ???

Rawan Korupsi, RSBI Distop
Ditulis oleh Admin   
Selasa, 15 Maret 2011 11:41
Jakarta, Situs Hukum---Desakan penghentian kemunculan sekolah bertitel Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) terus berkembang. Pemicunya, sekolah RSBI seenaknya menarik biaya tinggi ke orang tua siswa. Dengan keuangan melimpah, rawan penyelewengan. Untuk sementara, kemunculan RSBI baru ditangguhkan dulu.
Kebiasaan sekolah RSBI menarik biaya sekolah tinggi kepada wali murid legal. Upaya tersebut memang "dihalalkan". Diatur dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam pasal 16 dijelaskan, penerimaan siswa baru dilaksanakan berdasarkan persyaratan diantaranya, kesediaan membayar pungutan untuk menutupi kekurangan biaya di atas standar pembiayaan pendidikan. Kecuali bagi peserta didik dari orang tua yang tidak mampu secara ekonomi.
Celakanya, hasil survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Kebijakan (Puslitjak) Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyebutkan, dengan landasan tersebut membuat sekolah RSBI seolah-olah bebas menentukan besaran SPP.
Kepala Puslitjak Hendarman menyebutkan, pihaknya sudah mensurvei secara acak 130 sekolah RSBI mulai tingkat SD hingga SMA dan SMK. Jumlah itu mewakulit 1.350-an total RSBI di Indonesia. Hasilnya, biaya pendidikan di RSBI bisa dipatok mulai Rp400 ribu hingga Rp20 juta per bulan. "Inilah yang tidak benar," kata dia kemarin (14/3).
Hendarman menyayangkan sekolah RSBI yang hanya mengedepankan aspek finansial ketika melakukan penerimaan siswa baru. Sementara aspek kualitas keilmuan siswa dikesampingkan. Akibatnya, siswa-siswa yang bisa sekolah di sekolahan RSBI hanya anak-anak orang berduit.
Didalam Permendiknas yang mengatur tentang berdirinya RSBI itu, sejatinya banyak pasal yang mengatur tentang standar kualitas keilmuan calon siswa. Tetapi, oleh pihak sekolahan aturan tersebut banyak dikesampingkan.
Hendarman menjelaskan, hampir seluruh RSBI memiliki keuangan yang cukup banyak dari orang tua dan anggaran pemerintah khusus RSBI. Tetapi, hampir separuh dari jumlah tersebut, dihabiskan untuk pembangunan fisik. Pos pengeluaran ini rawan penyelewaengan atau korupsi.
Sedangkan untuk peningkatan keilmuan atau kualitas akademik siswa, hanya berkisar 19 persen saja. "Padahal, kualitas siswa menjadi patokan utama berjalannya RSBI menjadi SBI," tandas dia.
Evaluasi minus dari RSBI lainnya adalah, ketentuan kuota 20 persen untuk siswa miskin belum terpenuhi. Dari 130 RSBI yang disurvei, rata-rata baru menampung siswa miskin sebesar 14 persen untuk jenjang SMA dan SMK. Sedangkan untuk jenjang SMP dan SD, prosentase siswa miskin masih 10 persen.
Sementara untuk kualitas guru di sekolah RSBI yang dituntut untuk bisa menguasai bahasa inggris, Hnedarman mengatakan 60 persen guru di sekolah RSBI kemampuannya menengah ke bawah.
Dari sekian banyak evaluasi minus tersebut, yang paling mencolok adalah setelah lebih dari lima tahun berjalan Kemendiknas mencatat belum ada RSBI yang naik tingkat menjadi SBI. "Fenomena ini merupakan indikator jelas jika RSBI jalan di tempat," terang Hendarman.
Dari hasil survei tersebut, Hendarman merekomendasikan kepada Mendiknas M.Nuh untuk sementara menghentikan kemunculan RSBI baru. Upaya ini dilakukan hingga ada revisi Permendiknas tentang pembentukan RSBI. "Kami tegas pasal yang membebaskan menarik uang itu harus dihapus," pungkas Hendarman.
Usulan pembekuan sementara usulan RSBI itu juga diamini oleh Plt Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Kemendiknas Suyanto. Ditemui di ruang kerjanya, Suyanto mengatakan memang tahun ini tidak dibuka lagi pengajuan untuk mendapatkan label RSBI.
Suyanto mengatakan, selama ini memang terdapat kekurangan dalam penerapan RSBI. Diantaranya peran kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan.(wan)
Sumber: Palembang, Sumatera Ekspres
Dicopy dari : http://www.situshukum.com/infoslide/rawan-korupsi-rsbi-distop.shkm
dan ternyata di Sumsel ...... Sumsel Tetap Tambah RSBI
Ditulis oleh Admin   
Rabu, 16 Maret 2011 00:00

Mekanisme Sekolah Gratis Berubah
Palembang, Situs Hukum---Pemerintah pusat menyetop pemberian label rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). Namun, Sumatera Selatan akan terus berjuang agar sejumlah sekolah yang layak bisa meningkatkan statusnya menjadi RSBI. Pasalnya, dalam Undang-undang mengatur demikian.
"Amanat UU menyebutkan begitu. Kita komitmen mewujudkan itu hingga tiap daerah minimal punya satu RSBI untuk satu jenjang pendidikan," kata Kadisdik Sumsel Drs Ade Karyana MEd melalui Kabid Dikmenti Drs Widodo MEd, kemarin. Untuk jenjang SMA dan SMK, dari 15 kabupaten/kota di Sumsel, baru sembilan daerah yang punya RSBI. "Sisanya, enam kabupaten/kota belum ada sekolah (SMA dan SMK) yang berstatus RSBI," ucapnya. Keenam daerah itu yakni Musi Rawas (Mura), Empat Lawang, Ogan Ilir, Pagaralam, Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) dan OKU Selatan. Sementara sembilan daerah lainnya baru ada 20 RSBI. Ada yang sudah memiliki SMA atau SMK RSBI, bahkan ada yang keduanya.
Masing-masing, SMAN plus 17 Palembang, SMA Kusuma Bangsa, SMA Xaverius 1 Palembang, SMKN 2,4 dan 6 Palembang, SMAN 2 dan SMKN 2 Sekayu, SMAN 2 Prabumulih, SMAN 1 dan SMKN 2 Muara Enim, SMAN 4 dan SMKN 1 Lahat, SMAN 1, SMAN 3 dan SMKN 2 Kayu Agung, SMKN 3 Lubuk Linggau, SMKN 1 OKU dan SMK SPP Banyuasin.
Ke-20 SMA dan SMK RSBI yang ada di Sumsel menjadi bagian dari total 1.329 RSBI. Tepatnya, jenjang SD, SMP dan SMA sederajat yang ada di seluruh Indonesia dalam periode 2006-2010.
"Untuk daerah yang belum ada, kita dari provinsi terus mengupayakan agar ada, minimal punya satu," jelas Widodo. Karena target pemprov Sumsel, pada 2014 ada 30 RSBI di Sumsel yang tersebar pada semua kabupaten/kota. Dari APBD 2011, dialokasikan Rp16 miliar untuk mendukung pengembangan RSBI se-Sumsel.
Dana tersebut naik dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya dialokasikan Rp4 miliar. Dari Rp16 miliar itu, Rp2 miliar untuk biaya operasional. Secara umum, dana yang dianggarkan untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan seperti latihan kerja kepala sekolah, kualifikasi guru hingga S2 linier, multimedia dan seluruh komponen sekolah RSBI.
Ada tiga sekolah yang tahun ini akan diupayakan naik status menjadi SBI, yakni SMA plus negeri 17 Palembang, SMKN 2 Palembang dan SMAN Sumsel Sampoerna Foundation. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk itu. Misalnya sudah menyandang status RSBI selama lima tahun dan memenuhi kategori SBI lainnya. "Ada beberapa lainnya yang kita upayakan juga untuk bisa menjadi RSBI," beber Widodo.
Dikatakannya, selama ini bantuan pusat dan daerah kepada sekolah yang berstatus RSBI terus diawasi penggunaannya. Apalagi di Sumsel ada program sekolah gratis, dimana semua sekolah mendapatkan alokasi sharing APBD provinsi dan kabupaten/kota untuk biaya sekolah untuk seluruh siswa.
"Mereka terikat Perda dan Pergub program gratis ini. Tidak boleh menarik pungutan, tapi untuk RSBI/SBI boleh menarik kekurangan biaya sekolah," tuturnya. Namun ada kewajiban dari sekolah unggulan ini, harus mneyediakan 20 persen kuota untuk siswa tidak mampu, dimana mereka free dalam menuntut ilmu di sekolah tersebut.
Dana Sekolah Gratis Telat Cair
Mulai tahun ini, ada sedikit perubahan dalam mekanisme pencairan dana sekolah gratis. Perubahan ini khusus untuk sekolah swasta. Akibatnya, hingga Maret ini alokasi dana untuk sekolah negeri maupun swasta se-Sumsel belum bisa dicairkan. Karenanya, seluruh jajaran Diknas Kabupaten/Kota serta Disdik Sumsel dipanggil dan diajak rapat bersama mendadak oleh Sekda provinsi Sumsel H Yusri Effendi Ibrahim SH, kemarin.
"Rapat membahas terlambatnya pencairan BOS, dana sekolah gratis dan juga persiapan UN. Untuk dana BOS dan sekolah gratis itu, dalam minggu ini segera dicairkan," jelasnya. Karo Keuangan dan Aset pemprov Sumsel, Laonma Pn Tobing SE Ak membenarkan adanya keterlambatan pencairan dana sekolah gratis ke sekolah-sekolah.
"Ada 5000 sekolah swasta yang sedang diproses. Telat dicairkan karena ada perubahan mekanismenya mulai tahun ini," bebernya. Sementara untuk negeri juga dalam proses dan belum juga dicairkan. Adanya perubahan mekanisme penyaluran dana sekolah gratis dibeberkan Kabid Dikmenti Disdik Sumsel Drs Widodo MEd.
"Perubahan mekanisme ini sedang kita mintakan izin kepada Pak Gubernur," cetusnya. Dijelaskannya, pada 2009-2010, untuk sekolah swasta pencairan dana dilakukan setelah ada MoU antara pihak sekolah dan Gubernur. Nah, dalam perubahan ini, MoU itu diusulkan cukup antara kepala sekolah dengan Disdik provinsi sehingga lebih mudah.
"Kalau sekolah negeri, langsung disalurkan ke daerah, tidak perlu lagi. Yang swasta sifatnya hibah dari Pemprov Sumsel," ungkap Widodo. Namun diyakininya, pada triwulan kedua nanti tidak akan ada lagi keterlambatan dalam pencairan dana sekolah gratis. Termasuk pencairan dana BOS karena aturannya sudah jelas. "Mudah-mudahan, dalam minggu ini semua bisa disalurkan," pungkasnya.(46)
Sumber: Palembang, Sumatera Ekspres
http://www.situshukum.com/isu-hangat/sumsel-tetap-tambah-rsbi.shkm

Wednesday, July 13, 2011

Yoga Yogi Korban ???

Lilis Setyowati (39) warga Dusun Tenggulunan RT 7 RW 1 Desa Mendalanwangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang berkirim surat ke Bupati Malang Rendra Kresna terkait keluhannya tentang tingginya biaya pendidikan maupun pengembangan mutu pendidikan di SDN IV Sitirejo.

Akibatnya, dua anak kembarnya Yoga Prakoso dan Yogi Prakoso dilarang menempuh pendidikan di sekolahan tersebut dan diminta pindah sekolah.


Satu lagi kasus di dunia pendidikan terjadi yang seharusnya tidak terjadi yakni Kasus dua siswa SDN IV Sitirejo yang dikeluarkan dari sekolahnya karena berkirim surat ke Bupati Malang menarik perhatian orang nomor satu di Pemprov Jatim. 

Kalau kita pelajari, kasus demi kasus mulai mencuat kepermukaan, wali murid mengadukan Guru atau Kepala Sekolah dan  karena tidak terima dilaporkan guru atau kepala sekolah bereaksi, mulai dari intimidasi siswa, sampai kepada pemecatan atau mungkin mengajak wali murid lain (secara tidak langsung) untuk mengintimidasi sang pelapor.
Seharusnya ini tidak perlu terjadi kalau kedua belah pihak mau saling terbuka. 
Kalau kita bisa sama sama berpikir untuk kemajuan, maka keterbukaan sangat diperlukan. Sekolah dengan pernagkatnya tidak perlu takut dikritik, dan walimurid juga tidak usah takut mengkritik. Kritikan akan memberikan dampak positif kalau kita bisa terima dan berubah sepanjang kritikan itu tidak bertujuan untuk memojokkan.

Saya yakin, kasus Yoga Yogi bukan bertujuan untuk memojokkan kepala sekolah tetapi merupakan luapan ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang  diterima siswa di sekolah tempat Yoga-Yogi belajar.

Kenapa wali murid lain tidak melapor selama ini??

Ini juga jadi pertanyaan penulis, Kenapa ya??

Ada kemungkinan takut hal ini terjadi pada anak mereka (mereka). Kalau bicara ya harus siap terima resiko. Resiko apa yang akan diterima??
Ya ... tentu seperti Yoga-Yogi. Dan umumnya orang tidak mau terima resiko. Maunya enak saja, kalau udah enak, rame-rame ikut gabung, tapi kalau ada resiko, nanti dulu lah ....


Bagi pemegang kekuasaan, sudah saatnya untuk terbuka. Kenapa kita tidak nelajar dari saidina Umar bin Khatab atau Saidina bu Bakar Siddiq ketika beliau dilantik jadi Khalifah. Dalam sambutan perdananya beliau berkata: "Satu hal yang saya takutkan kalau saya duduk sebagai khalifah yaitu kalian tidak mau lagi mengkritik kesalahan yang saya lakukan".
Satu hal yang tidak pernah kita dengar di zaman sekarang ini kecuali berupa tulisan akhir dalam sebuah karya tulis yang mengharapkan kritik dan saran ... (basa basi aja kali ya . ).

Guru adalah satu profesi yang membutuhkan kritik dan saran, dari segala bidang. terutama dalam proses pembelajaran karena tidak ada satu metodepun yang sempurna dalam penyajian materi, untuk itu dikembangkan satu metode Lesson Study yakni sebagai salah satu cara untuk menerima masukan dari rekan atau kolega kita dalam belajar mengajar.
Kritik dan saran itulah yang akan membuat perbaikan.

Mari kita belajar terbuka menerima kritikan dan saran.
Siswa memiliki hak untuk menikmati fasilitas yang lebih bai dari sekolah dan kalau mereka protes artinya ada hak mereka yang belum mereka terima dan sekolah dalam hal ini harus legowo dan jika bisa dipenuhi kita penuhi dan kalau memang kedaan yang membuat hal itu tidak bisa dipenuhi maka sekolah harus bisa menyampaikannya dengan cara yang baik dan sang wali murid juga harus bisa menyampaikan dengan cara yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa langkah yang sebaiknya kita jalani kalau mau menyampaikan kritikan atau komplain kepada sekolah agar kasus Yoga-Yogi tidak terjadi.

Bagi wali Murid yang merasa hak anaknya tidak terpenuhi sebaiknya mengambil jalan bertingkat, jangan langsung melapor kepada kepala dinas atau bupati tetapi;

1. Sampaikan dulu kepada wali kelas dan kalau hasilnya tidak memuaskan
2. Sampaikan kepada wakil Kepala Sekolah dan jika masih tidak memuaskan
3. Sampaikan kepada Kepala Sekolah.

Ini jika harus mengikuti tahapan lengkap tetapi kalau dianggap terlalu berbelit-belit, ya sudah ambil langkah ini.
Langsung sampaikan kepada Kepala sekolah dan tunggu reaksinya, kalau reaksinya tidak memuaskan, sampaikan lagi kalau perlu dengan sedikit penekanan "kalau Bapak/Ibu tidak ada tindakan maka saya akan lanjutkan kepada Dinas Kecamatan atau Kabupaten"
Saya yakin pasti ada reaksi.
Bagi Sekolah yang dikomplain Wali Murid:
  1. Terimalah kritikan dengan lapang dada
  2. Pelajari apa yang menjadi permasalahan
  3. Berikan penjelasan dengan bijaksana dan jangan memvonis salah terhadap pengkritik
  4. Kalau yang disampaikan oleh sang pengkritik memang benar, lakukan perbaikan tetapi jika tidak maka sampaikan sanggahan dengan bijaksana
  5. Untuk hal yang bisa dipenuhi, usahakan untuk memenuhinya tetapi kalau memang sekolah tidak bisa memenuhinya maka tidak usah takut untuk menyampaikan apa adanya bahwa keinginan wali murid tersebut dengan berat hati tidak bisa kami penuhi dan sampaikan alasannya dengan bijaksana dan jangan dengan emosi.
Kalau  sang pengkritik masih bersikukuh dengan keinginannya sementara sekolah tidak bisa memenuhi karena keterbatasan yang jelas, maka baru boleh diberikan alternatif lain untuk mencari sekolah lain yang lebih baik menurut sang pengkritik tanpa ada intimidasi atau paksaan.

Semoga tidak ada lagi kesalahpahaman / pemaksaan kehendak dari masing-masing pihak terhadap pihak yang lainnya.
Kalau bisa dicari jalan yang mudah kenapa harus mencari jalan yang sulit ...
Kalau bisa dipermudah kenapa mesti dipersulit ....


Wednesday, July 6, 2011

Ngeblog Susah ????

Tak kenal maka tak sayang .....
Tak nyoba maka tak bisa ....

Saya ingat satu cerita tentang serigala dan apel.
Pada suatu hari ada seekor serigala yang berjalan di bawah pohon apel. Apel itu sedang berbuat lebat dan masak. Sang serigala berusaha untuk mengambilnya sambil melompat berusaha memetik buah apel tersebut. Berkali-kali dicobanya melompat tetapi tidak berhasil karena pohonnya tinggi.
Tanpa kenal lelah sang serigala mulai memanjat pohon tersebut. Namun belum sampai dia ketempat buah apel tersebut sang serigala terjatuh lagi. Begitulah setiap kali dia mencoba dan akhirnya sangserigala kelelahan di bawah pohon apel tersebut.

Tak berselang lama lewatlah seekor musang dan melihat sang serigala tergeletak kelelahan dia bertanya : "Hai serigala, ada apakah dengan mu"?  Sambil matanya melihat kearah buah apel yang masak di atas pohon. Kemudian dia melanjutkan kalimatnya :" Wow, serigala, alangkah ranumnya buah apel itu, pasti rasanya enak sekali dan ingin rasanya aku memakan semuanya"
Sang serigala yang sudah kecewa berat bukannya mengiyakan tetapi malah berkata" Wahai musang, tidak usahlah kamu naik kesana karena nanti kamu akan kecewa saja dibuatnya. Kamu lihat keadaan saya ini, ini adalah akibat buah apel yang asam itu"
Sang musang heran sambil berpikir, apakah buah apel itu rasanya asam? katanya dalam hati, karena memang dia belum pernah makan apel. Tetapi karena melihat keadaan serigala tadi maka sang musangpun berkesimpulan bahwa buah apel yang ranum itu rasanya memang asam sehingga tanpa berusaha mencobanya terlebih dahulu. Hanya karena mendengar kata-kata sang musang tadi.


Begitulah yang terjadi dengan saya selama ini.
Walaupun terlambat untuk mencoba (dan saya yakin diluar sana masih banyak orang yang seperti ini) selama ini saya hanya mendapat kan cerita dari mulut kemulut, dari kawan kekawan dan hanya mendapat informasi lewat membaca buku, tetapi saya tidah pernah mencobanya.
Waktu itu saya berkesimpulan bahwa membuat dan mengelola sebuah blog itu sangat sulit, terlalu banyak yang harus dipahami.

Ternyata setelah saya mencobanya, ternyata bukan seperti yang saya pikirkan selama ini, membuat sebuah blog tidak lebih sulit dari pada mengelola account facebook. Maka rasanya saya mulai jatuh hati pada pengelolaan blog dari facebook.
Lewat blog banyak hal yang bisa saya ekspresikan dan saya yakin ada orang lain yang bisa memetik manfaatnya.

Namun dalam kebebasannya, kita tetap harus memegang etika blogger dan belajar untuk berekspresi dan menulis. Kalau lagi nasib bagus mana tahu ada saja diantara tulisan kita yang bisa dimanfaatkan orang lain, jadi lumayan kan nambah amalan.
Itulah indahnya jadi seorang guru dan itulah juga misi seorang guru.

Mau tampilan blog lebih menarik, bisa ambil beberapa animasi di sini dan gratis. 

Selamat mencoba.




Tuesday, July 5, 2011

Ada Apakah dengan Angka 73 939 133 ??

permainan matematika menyenangkan


Bilangan 73.939.133 adalah salah satu bilangan prima yang unik dan aneh. Jika tiap digit angka tersebut diambil satu persatu dari kanan maka angka yang tersisa adalah bilangan prima juga. Angka tersebut adalah angka bilangan prima terbesar yang sejauh ini ditemukan yang memiliki keunikan ini.
Cobalah untuk mengambil satu persatu digit angka dari arah paling kanan: 73.939.133 dan 73,939,13 dan 73,939,1 dan 73.939 dan 7.393 dan 739 dan 73 dan 7 semua adalah bilangan prima!

Sumber: http://edukasiana.com/?p=181

Tumbuhkan Motivasi Belajar

Tumbuhkan Motivasi Belajar


Pada pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan memahami pelajaran yang diberikan guru, kurang motivasi untuk mengikuti pelajaran bahkan menjadi matematika sebagai mata pelajaran yang paling menakutkan bagi mereka. Hal ini terjadi karena sampai saat ini masih banyak guru menggunakan metode pembelajaran yang disebut metode konvensional, yaitu guru membacakan atau memberikan bahan yang di siapkannya sedangkan .........

baca selengkapnya ...

The Beauty of Mathematics

Banyak orang tidak tahu keistimewaan matematika, karena mereka sudah keburu memfonis matematika itu sulit. Padahal tanpa matematika dunia terasa hambar ..... (he he he he ...)

Coba ikuti yang berikut ini, akan kamu temukan betapa cantiknya matematika itu ....












Mau yang lainnya ???
Baca selengkapnya disini ...

Matematika itu Banyak Gamenya lho ...

Matematika merupakan pelajaran yang menjadi momok bagi kebanyakan siswa, sehingga menjadi salah satu pelajaran yang sering ditinggalkan minggat (Permisi nggak ingat2 ...).


Kenapa ini bisa terjadi??
Kita tidak bisa menyalahkan matematika atau siswa.

Ada istilah " karena suka jadi kelihatan cantik" dan " karena cantik jadi menyukainya" .... Kenapa tidak dipakaikan dalam pembejaran matematika.


Kembali kesifat dasar manusia (baca anak-anak) yaitu suka bermain. Setiap orang pasti suka bermain, setiap orang pasti suka bernyanyi, dan setiap orang pasti akan senang kalau kita membicarakan hal-hal yang dia senangi.

Beberapa untuk menimbulkan Kesenangan siswa terhadap matematika adalah dengan memberikan motivasi dan atau memberikan permainan.

Motivasi merupakan satu hal yang tidak bisa dianggap remeh dalam setiap pembelajaran. Seseorang akan malas mempelajari sesuatu yang dia sendiri tidak ia mempelajari itu.

Maka sebelum masuk ke pokok permasalahan yang akan dipelajari guru harus bisa menghubungkan materi dengan kebutuhan hidup siswa di kehidupan nyata.

Ini yang sering kita lupakan !!

Kalau kita bisa menemukannya maka ada jalan keluar lain yang bisa menimbulkan motivasi bagi siswa yaitu dengan memberikan permainan matematika.
Jangan salah, matematika bukan sekedar hitungan, tetapi didalam matematika tersimpan banyak sekali jenis permainan yang menarik dan tentu saja mengasah logika. Cari dan temukan bermacam permainan yang bisa memberikan kegembiraan buat anak dan sedapat mungkin, usahakan agar permanan yang dimainka itu ada hubungannya dengan materi yang akan disampakan hari itu.

Bingung mau menentukan jenis permainan apa yang sesuai,. silahkan mampir kesini, disini terdapat berbagai macam permainan yang bisa dipakai untuk kegiatan diatas.

Atau mungkin pada sebuah sesi pembelajaran seringkali dibutuhkan trik untuk memecah kebekuan atau kebosanan. Salah satunya adalah permainan sederhana. ni salah satu bentuk permainannya.

Membuat Kuis Matematika dengan Quiz Creator

Salut buat wondershare yang telah merilis quiz creator dengan rilis yang benar-benar mengagumkan sesuai namanya (wondershare). Setelah sukses dengan produk ppt2flash, wondershare kini semakin besar dengan membuat software e-learning yang mudah digunakan bagi siapa saja. Tinggal niatnya saja jika ingin membuat kuis yang menarik, interaktif dan praktis. Meskipun ada yang lebih dasyat, namun bagi saya software ini begitu menakjubkan.

Quiz Creator – Mau ?
Bagi Anda yang sudah malang-melintang mencoba membuat kuis dengan flash, kini coba Anda tahan sebentar dan cobalah untuk menikmati software yang satu ini. Dengan cara download, kemudian install, Anda sudah bisa membuat kuis dengan berbagai macam variasi. 

Misalnya:
1. Pilihan Ganda
2. Menjodohkan
3. Uraian singkat
4. Uraian
5. Mengisi kotak isian
6. Kuis dengan area gambar
7. Soal benar salah, dll.

Menariknya lagi, Anda tidak perlu berurusan dengan yang namanya pemrograman/script, cukup klik dan klik Anda bisa membuat soal pilihan Anda dalam waktu sekejap.  Hasil dari software ini bisa Anda publish menjadi file exe (flash), file html dan masih banyak lagi.
Nah, yang paling saya suka adalah kemampuannya untuk mengcapture gambar/teks dalam dokumen lain. Misalnya, saya ingin memasukkan rumus matematika dan gambar, maka saya tinggal pilih menu image –> capture. Secara otomatis gambar akan keluar dalam soal. Benar-benar wonderfull.

Fasilitas lainnya:
1. Soal random
2. User account/password
3. Mengatur soal dengan skor yang dapa diubah-ubah
4. Tampilan yang dapat diubah-ubah
5. Laporan
6. Dan masih banyak lagi

Supaya Anda tidak penasaran, silahkan klik disini untuk download softwarenya. Lain kali, akan saya tunjukkan lagi software yang lebih dasyat untuk membuat e-learning.

Sumber: http://istiyanto.com/membuat-kuis-matematika-dengan-quiz-creator/; July 05. 2011; 04.32 pm